Social Icons

Featured Posts

Bila anda diberkati dari Tulisan ini, bagikanlah kepada yang lain, Tuhan Memberkati

Wednesday, April 14, 2010

MASIH ADAKAH SALIB KEDUA ? ( Ibrani 6 : 4-6)

Hari Raya Paskah akan tiba kembali, kita melihat ada banyak cara umat Kristiani memperingati Hari Kematian Tuhan Yesus dengan berbagai cara dan atraksi. Bahkan ada yang menggelar ritual Via Dolorosa berbagai versi sesuai dengan budaya dan daerah masing-masing. Penyaliban Tuhan Yesus Kristus menjadi klimaks dari penebusan dosa umat manusia. Salib adalah lambang kehinaan, kutuk, penderitaan, kesengsaraan, beban dan penghukuman atas dosa. Penebusan telah tuntas tidak ada salib kedua dalam arti penghapusan dosa melalui penyaliban Kristus kembali.

Namun fakta membuktikan orang-orang percaya yang telah lahir baru rentan kembali jatuh dalam berbagai-bagai pencobaan kehidupan yang berdosa atau kembali ke dalam kehidupan yang lama. Apakah mereka masih bisa diampuni, jelas bisa. Apabila mereka mau mengaku dosanya dan bertobat , selalu ada pengampunan tersedia.
Tetapi bagaimana kita melihat dan menyikapi Ibrani 6: 4-6 ( 4, Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawai, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh kudus, 5, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, 6 namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka umum. )

Pada pasal 5 : 11-14 ; 6: 1- 3 penulis kitab Ibrani mengatakan “ banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan…”. Ya, memang sampai saat inipun menjelaskan perikop ini adalah yang tersulit di lakukan. Melihat situasi dan kondisi orang percaya saat itu dalam tekanan dan penganiayaan membawa keputus-asaan yang berakibat pada pertumbuhan rohani yang lamban bahkan mungkin mundur. Itu terlihat dari apa yang disebutkan si penulis. Di katakan bahwa keadaan orang percaya saat itu adalah :
1. Mereka telah lamban dalam mendengar atau memahami tentang kebenaran ajaran Kristus.
2. Belum dewasa sekalipun dari segi waktu seharusnya sudah dewasa.
3. Tidak terlatih dalam membedakan yang baik dari pada yang jahat.
4. Berputar-putar pada ajaran-ajaran dasar tentang keselamatan yang seharusnya tidak perlu
dipersoalkan supaya beralih kepada kedewasaan penuh.
Beberapa hal tersebut menyebabkan mereka tidak pernah menjadi jemaat yang dewasa dan bertumbuh dalam pengajaran, namun justru sebaliknya malah lebih buruk lagi sehingga mereka perlu di ingatkan supaya jangan sampai berpaling dari kebenaran.

Murtad dalam bahasa Yunani “ apostasia” ; dengan pengertian : tindakan meninggalkan, khianati, membrontak, mengundurkan diri atau berbalik meninggalkan sesuatu yang dahulu diikuti.

Kemungkinan Situasi dan kondisi yang dialami orang percaya pada waktu itu yang dalam penganiayaan dan tekanan membuat sebagian dari mereka berpaling dari Iman yang sudah mereka akui dihadapan banyak orang dan murtad.
Penulis Ibrani mengingatkan orang percaya dengan keras supaya jangan ada yang murtad atau berpaling dari pokok keselamatan yang sudah mereka terima. Dan ingin pembacanya tahu akibat-akibat dari berpaling dari perjanjian baru dengan Allahnya yang disahkan dengan darah AnakNya, bukan melalui percikan-percikan darah korban – korban penghapus dosa akan membawa kepada kutuk dan pembakaran oleh api.

Gambaran orang “ Murtad” yang disebutkan dalam perikop ini :
1. Dia telah diterangi hatinya atau mengalami pencerahan melalui pengajaran yang jelas mengenai Injil, bertobat dan percaya.
2. Mengecap karunia surgawi
3. Mendapat bagian dalam Roh Kudus
4. Mengecap Firman yang Baik dari Allah.

Orang-orang yang digambarkan dalam ayat ini adalah pemercaya sejati yang benar-benar lahir baru.
Ekspresi “ pernah mengecap karunia sorgawi” memakai istilah mengecap dalam pengertian “ mengalami ”. Kenyataan bahwa mereka yang telah mengalami sedemikian rupa pengenalan dan pemahaman akan persekutuan dengan Kristus, masih di mungkinkan untuk murtad. Sebanding dengan peringatan keras yang disampaikan penulis Ibrani akan hukuman yang diterima akibat kemurtadan. Alasan yang paling utama dalam kemungkinan perpalingan ini, seperti yang ditekankan oleh Penulis adalah tentang ajaran Keselamatan oleh pengorbanan Anak Allah melalui darahNya yang kudus yang telah mereka terima dan akui, sekarang kembali kepada tuntutan hukum taurat yang sudah usang dan menuju kepada kemusnahannya ( Ibr.8:13) bagian dari agama Yudaisme yang mendapat dukungan dari masayarakat dan pemerintah pada waktu itu. Dengan berbalik kepada kehidupan lama mereka, sama dengan mengingkari dan menolak apa yang sudah mereka kecap dari Injil Kristus yang memerdekakan mereka dari perbudakan Taurat.

“sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinanya di muka umum”.
Penyaliban Kristus dilakukan dengan hina di depan umum dan terkutuk. Ketika orang-orang yang dengan sadar memisahkan diri atau berpaling dari Kristus mereka di umpamakan seperti tanah yang menghasilkan semak duri, tidak lagi berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran.

Perpalingan orang-orang murtad dari ibadah yang Agung yang didirikan oleh Tuhan, kembali kepada persembahan menurut hukum Taurat. Mengikuti Perjanjian yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya ( Ibrani 8:1-13).
Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi. Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia? Ibrani 10 : 28-29.
Apapun alasan dan situasi Orang Percaya Yahudi pada masa itu yang menyebabkan mereka dengan sadar meninggalkan persekutuan mereka dengan Kristus akan mendapat hukuman, begitu juga jemaat Tuhan masa kini rentan dengan pemurtadan oleh karena berbagai hal. Sama dengan orang percaya dalam kitab Ibrani yang menghadapi kesulitan dan sistuasi yang ada pada waktu itu, masa kini umat Tuhan diperhadapkan dengan Liberalisme, ajaran meditasi, pengembangan diri yang disisipi ajaran new age, tantangan sekularisme dan globalisasi informasi. Tekanan politik, ekonomi yang semakin sulit, ketidak adilan yang di alami sebagai kaum minoritas di negri ini. Firman Tuhan ini relevan untuk di suarakan dengan tegas dan sesering mungkin di sampaikan kepada umat Tuhan akan bahaya dari murtad oleh karena alasan apapun. Jemaat Tuhan tetap harus diingatkan supaya mereka jangan sampai meninggalkan persekutuan dengan Kristus yang telah menyelamatkan mereka dari maut.

Beberapa hal yang membawa kemurtadan masa kini :
1. Ketika kenyataan yang dihadapi ( realita Kehidupan) baik tekanan politik, ekonomi dan ketidak adilan, diskriminasi, penganiayaaan, kesulitan-kesulitan hidup lainnya semakin nyata dibandingkan dengan kenyataan-kenyataan Kerajaan Sorgawi, membuat orang-orang percaya secara perlahan-lahan berhenti berharap dan bersekutu dengan Tuhan. ( Ib.4:16).
2. Orang percaya semakin toleran dengan dosa dan terseret dengan keduniawian ( Gal. 5:19-21 ; Ibr.3:13).
3. Mengeraskan hati dan dengan sadar terus-menerus berbuat dosa ( Ibr. 3:8 ; 10:26-31).
4. Ketidak pedulian dan ketidak taatan terhadap pemimpin rohani maupun keluarga.


Selanjutnya ; Apakah masih ada salib kedua untuk menebus mereka yang kembali bertobat?.

Dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapatkan kelepasan yang kekal ( Ibrani 9:12).

Penebusan dosa telah di selesaikan dengan penyaliban Anak Allah sekali dan untuk selamanya. Pengampunan telah diberikan dengan sempurna. Selagi ada waktu dan kesempatan pintu pertobatan selalu terbuka bagi siapa saja yang mau kembali Kepada Bapa. “ Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya ….“ ( Ibrani 3: 7-19) adalah peringatan dan kesempatan yang diberikan kepada orang murtad untuk kembali kepada Kebenaran Kristus.; artinya selagi ada waktu, hari ini adalah milik kita, pintu keselamatan masih dibukakan.

Tuhan Yesus Memberkati.


Pdt. YAARO D. ZEBUA
( Gembala Sidang GBIS Jemaat “Bukit Doa” Batam-Kepulauan Riau)

0 comments:

Powered by Blogger.
 

©  3 column Minima Template by Bloganol